Hemat uang. Sudahlah tak perlu mengeluh atau menyalahkan siapa-siapa. BBM sudah naik, harga-harga lainnya pun sudah menyusul. Yang penting sekarang, bagaimana Anda mengakali keadaan ini. Tidak susah, kok. Bahkan jangan-jangan Anda jadi lebih sehat karena berhemat.
- Belanjakan Dengan Baik
Bikinlah anggaran belanja dan catat semua pengeluaran. Setelah mengetahui kemana seluruh uang mengalir, akan jauh lebih mudah pos mana yang akan Anda kurangi atau bahkan sama sekali potong habis. Setelah itu mulailah hidup dengan kondisi itu. - Tabungan = Tagihan
Anda susah sekali menabung? Setiap kali ada dana berlebih di ujung bulan, Anda selalu gatal untuk menghabiskannya. Coba Anda anggap kewajiban menabung itu sebagai tagihan yang harus dibayar. Memang tidak akan cukup hanya dengan niat. Sebaiknya Anda membuka rekening baru di bank yang sama dan minta bank tersebut secara otomatis mentransfer sejumlah tertentu setiap bulan, seperti halnya bank tersebut membayarkan tagihan telepon atau listrik. - Membuat Bukit
Banyak orang yang menganggap penghasilannya sebulan yang cuma segitu tak memungkinkannya untuk menabung. Tapi seperti kata pepatah, sedikit demi sedikit, lama-lama jadi bukit, begitulah sifat menabung. Kalau Anda bisa mengurangi makan di luar satu kali dalam seminggu berarti menghemat Rp 400.000 perbulan (bila setiap kali makan, Anda menghabiskan Rp 100.000) atau 4,8 juta rupiah setahun. Itu baru dari makan di luar. Coba lihat lagi kebiasaan berbelanja Anda. Rasanya Anda akan mudah menemukan pos penghematan 100 sampai 200 perbulan atau 1,2 dan 2,4 juta rupiah setahun. - Gaji (Anggap) Tetap
Mudah-mudahan perusahaan Anda berbaik hati memberikan kenaikan gaji di awal tahun depan. Tapi jangan buru-buru menaikkan gaya hidup Anda. Berapapun bos menaikkan gaji Anda, cara tersebut tak akan membuat Anda merasa cukup. Bila kenaikan gaji 10 persen dari gaji sebelumnya, sisihkan separuhnya untuk ditabung. Perlakukan seperti tagihan. Minta bank mentrasfer separuh kenaikan gaji itu ke rekening Anda yang lain. Ingat, Anda toh bisa hidup dengan besar gaji sebelumnya. - Tutup Mata
Jangan terlalu sering melihat (iklan) televisi. Atau selebaran yang menawarkan diskon, obral atau cuci gudang. Semua iklan dibikin agar Anda tergoda untuk membeli, dan susahnya kita kerap tergoda dengan embel-embel sale atau diskon sampai 70%. Biasakan membeli apa yang Anda perlukan. Walau barang yang Anda beli lebih murah 70% dari harga sebenarnya, barang itu tetap saja menjadi mahal karena tidak diperlukan dan menjadi pengisi lemari belaka. - Kartu Mati
Memang paling enak menggunakan kartu kredit atau kartu debet. Gesek dan selesai. Anda merasa ringan karena tidak melihat uang yang benar-benar keluar. Sedang jumlah di bon atau bill hanya teringat sebentar. Di masa sulit sekarang ini, cobalah berbelanja dengan uang tunai. Anda akan merasa berat. Kalau tak percaya, Anda boleh mencoba berbelanja di supermarket sebanyak Rp 400.000. Empat lembar seratus ribuan atau delapan lembar limapuluh ribuan akan terasa banyak. Dompet Anda tiba-tiba terasa tipis. Kalau Anda masih tetap memilih berbelanja dengan kartu kredit, biasakan membayar seluruh tagihan yang ada, sehingga Anda terbebas dari bunga. Selain itu, Anda juga akan merasa berat dan mudah-mudahan jera karena terlalu sering menggunakan kartu kredit. - Berhenti Merokok
Bila suami merokok, bantu suami Anda agar menghentikan kebiasaan buruk itu. Coba Anda hitung, bila suami Anda membutuhkan sebungkus rokok favoritnya dalam sehari, maka dalam setahun ia menghabiskan 365 bungkus rokok. Bila harga sebungkus rokok Rp 7.000, maka selama setahun uang yang terbakar sia-sia tak kurang dari 2,5 juta rupiah. Anda tinggal kalikan dua kali bila memiliki kebiasaan yang sama. Kalau berhasil, Anda menghemat lima juta rupiah. Plus paru-paru yang lebih bersih. - Kurangi Jajan
Betul, kurangi jajan. Memang uang untuk membeli gorengan, bakso atau siomay tak terlalu besar, tak sampai 5.000 rupiah. Tapi kalau hal ini Anda lakukan tiap hari, dengan pilihan yang berganti-ganti, maka jumlahnya menjadi lumayan. Apalagi harganya naik mengikuti harga BBM, jumlah pun makin besar. Dalam situasi seperti ini Anda justru boleh berpikir untuk membawa makan siang atau penganan dari rumah. Selain menghemat, gaya hidup ini juga pasti lebih sehat. - Libatkan Semua
Anda tak bisa sendiri menjalankan program kencangkan ikat pinggang ini. Seluruh anggota keluarga harus berpartisipasi. Bahkan jangan ragu melibatkan si bungsu. Anda akan lebih mudah mengajak anak-anak bila diberitahu mengapa uang jajan mereka dikurangi atau makan siang di mal di hari minggu menjadi dua kali sebulan dan tidak lagi setiap pekan. Yang penting Anda juga menunjukkan sikap yang sama. - Boleh Boros
Dengan kenaikan BBM membuat hidup Anda dan keluarga betul-betul murung tanpa kegembiraan. Manjakan diri Anda, keluarga Anda atau sekaligus sekeluarga bila Anda merasa berhasil melakukan penghematan. Tak usah mahal-mahal. Misalnya pergi ke pantai tanpa menginap, atau pergi ke taman hiburan yang ada di kota. Makan siang di mal pun tak apa. Yang penting bukanlah pilihan tempat atau jumlah uang yang dikeluarkan. Pada saat itu Anda dan keluarga boleh saling memberi selamat dan menjadikan progam hidup irit menjadi sesuatu yang menyenangkan dan bukan sebuah penderitaan.
ReplyDeleteThanks infonya. Oiya, ngomongin hemat, saya juga nemuin artikel keren nih yang ngebahas tentang cara mudah agar bisa hidup hemat. Cek langsung di sini ya: Mindset yang harus kamu miliki kalau mau hidup hemat